Selasa, 19 Mei 2009

TRAINNING ESQ PASCA UN


OLEH : ARIE SUSANTO, S.Pd

Guru SMA N 1 Rowosari Kabupaten Kendal

Ujian Nasional (UN) telah berakhir, tinggal menunggu hasilnya, memenuhi criteria lulus atau tidak lulus. Perasaan siswa, guru dan orang tua belum sepenuhnya lega. Mereka masih was-was pasca UN ini. Apalagi kriteria kelulusan UN tahun ini naik dari tahun sebelumnya dengan rata-rata minimal 5,50.

Telah banyak cara dan persiapan dilakukan oleh semua pihak dalam menghadapi UN, diantaranya tambahan jam pelajaran sekolah, bimbingan belajar dari lembaga di luar sekolah, pemadatan pembelajaran (beberapa jam mata pelajaran non UN diganti mata pelajaran UN), try out tingkat sekolah dan kabupaten, drill soal-soal UN, les privat dan persiapan mental/rohani melalui trainning motivasi, trainning ESQ, istigosah, bimbingan rohani bahkan orang tua pun dihadirkan di sekolah dan siswa diminta untuk mohon maaf serta doa restu pada orang tua dan guru. Tidak hanya itu saja, di beberapa daerah juga diadakan pelatihan pembuatan soal prediksi UN bagi guru-guru mata pelajaran UN.

Itulah contoh beragam cara dan persiapan yang dilakukan untuk menghadapi UN. Tapi berapa banyak sekolah yang mengadakan kegiatan tersebut terutama yang berhubungan dengan mental dan rohani pasca UN.

Membangun Spiritualitas

Meski perasaan siswa masih cemas namun setidaknya beban mereka sedikit terkurangi. Di sisi lain, tidak sedikit siswa yang menganggap bahwa semuanya telah usai sehingga tak perlu lagi belajar seperti sebelumnya.

Padahal di kalender pendidikan, mereka harus menempuh Ujian Sekolah (US) dan Ujian Praktik serta harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi bagi siswa SMA/MA atau memasuki dunia kerja bagi lulusan SMK.

Pasca UN seharusnya siswa, guru dan orang tua makin menambah frekuensi berdoanya dan meningkatkan kedekatan dengan Tuhan YME. Inilah langkah selanjutnya yang harus dilakukan semua pihak setelah persiapan-persiapan dan ujian sudah dijalani, yaitu menyerahkan hasil UN kepada Tuhan YME dan berharap mendapatkan jalan terbaik meskipun nantinya hasil UN tidak memuaskan bahkan tidak lulus.

Biasanya siswa yang tidak lulus jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan mereka yang lulus. Ini akan membuat siswa yang tidak lulus tersebut mengalami kekecewaan yang mendalam, apalagi jika siswa lain yang lulus merayakan kelulusannya secara berlebihan. Belum lagi mereka yang tidak lulus harus menanggung malu dengan lingkungan sekitar di rumahnya, terkadang orang tua tidak memahami kondisi anaknya, malah memarahi mereka tanpa mempedulikan kondisi mental mereka yang masih rapuh.

Maka sebaiknya pasca UN, perlu diadakan kegiatan yang dapat langsung membangun spiritualitas, sikap arif dan bijaksana meyikapi hasil ujian, sikap empati dan simpati terhadap siswa lain. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ).

Sehingga nantinya saat menunggu hasil UN, siswa merasa tenang dan tetap memiliki semangat belajar serta setelah hasil UN diumumkan, siswa mampu menerima hasil UN dengan sikap legawa. Bagi yang lulus, tidak merayakan secara berlebihan, mampu berempati sekaligus bersimpati dengan siswa lain yang tidak lulus ddan mereka yang tidak lulus tidak meratapi kekecewaan secara berlebihan namun tetap tegar dan mampu berpikir serta memutuskan langkah terbaik yang akan dilakukan untuk masa depannya.

Kegiatan semacam ini dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas mental dan spiritual siswa. Mereka memiliki mental yang prima, mampu mengimplementasikan spiritualitas dalam kehidupan dan mampu merasakan perasaan orang lain. Kegiatan ini juga menambah kepercayaan masyarakat bahwa sekolah benar-benar telah berusaha mengantarkan siswa menuju masa depan mereka secara akademik, mental dan spiritual. Dan secara langsung sekolah memberikan pembelajaran kontekstual sikap untuk bersyukur terhadap keberhasilan dan bersabar menghadapi kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar